JURNAL VISITASI
DIKLAT PRAJABATAN
GOLONGAN III
ANGKATAN 190
KE MUSEUM SUMPAH
PEMUDA DAN RUSUN PULOGEBANG
A. IDENTITAS
Nama / Absen : ARI ERMAWAN / 03
Unit Kerja :
SDN Kembangan Utara 10 Pagi
B. HASIL KUNJUNGAN
1.
Apa
yang dilihat di lokasi kunjungan?
a.
Di
museum saya melihat patung kepalan tangan dicat dengan warna hitam, patung itu
tampak sangat gagah, seolah ada pesan yang ingin dia katakan.
b.
Ketika
datang ke rusunawa pertama kali yang saya temui adalah seorang ibu penjual kopi
yang dengan ramah melayani kami yang datang. Untuk menyambung komunikasi
menjadi lebih akrab, kami membeli kopi di gerobak sederhana miliknya.
2.
Apa
yang dirasakan melihat keadaan tersebut?
a.
Patung
kepalan tangan dengan urat mengencang, menggambarkan suatu semangat yang
menggelora. Sama halnya dengan semangat para pemuda saat itu hingga mampu
mengobarkan keinginan untuk merdeka. Keinginan ini diwujudkan dengan sebuah
peristiwa kebangkitan nasional.
b.
Rasa
syukur ibu penjual kopi yang saya temui sungguh membuat saya terharu. “Saya
mendapatkan kunci di sini bagaikan mendapat gunung emas. Karena memang saya
tidak punya rumah.” Bahkan biaya sewa rusun miliknya dianggap sangat murah.
Hanya sekitar 300 ribuan per bulan. Di tambah dengan kelonggaran pembayaran
jika memang belum mampu membayarnya. Beliau memiliki seorang anak yang bekerja
sebagai sopir.
3.
Apakah
nilai-nilai yang didapat?
a.
Patung
kepalan tangan menurut saya mengandung nilai semangat yang luar biasa. Semangat
merupakan hal yang vital dalam meraih suatu tujuan. Tanpa semangat tujuan hanya
menjadi angan-angan yang tak akan pernah terwujud.
b.
Nilai
yang dapat saya petik dari ibu penjual kopi adalah terima kasih dan syukur. Dua
kata ajaib yang menurut saya banyak diucapkan oleh hampir semua orang, terutama
saat memperoleh suatu hal yang sangat membahagiakan.
4.
Perubahan
apa yang terjadi pada diri sendiri?
a.
Saya
terpacu untuk lebih bersemangat dalam menjalankan setiap tugas terkait dengan
amanah yang saya emban, terutama sebagai Guru yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat (siswa maupun orang tua). Saya yakin jika semangat merupakan ruh
yang sangat penting dalam mendukung pelayanan agar lebih optimal.
b.
Rasa
terima kasih dan syukur dalam diri saya harus saya wujudkan dalam tindakan
sehari-hari. “Tiada syukur tanpa peduli.” Sebuah motto yang sangat sesuai
dengan apa yang ingin saya wujudkan. Ketika saya berterima kasih dan bersyukur,
maka orang-orang di sekeliling saya harus turut merasakan kegembiraan saya. Apa
artinya saya berterima kasih dan bersyukur jika sekeliling saya masih membawa
beban berat? Kiranya Tuhan memberikan kekuatan bagi saya khususnya dan bagi
kita semua untuk mewujudkan doa-doa dan keinginan kita. Amiinn.
No comments:
Post a Comment